LITERASI RAMADHAN: Penggiat Baca Literasi Al-Qur’an

Oleh :


Dr. KH. Abdul Syukur, M.Ag
Dekan FDIK UIN RIL

BANDAR LAMPUNG – Dalam perspektif literasi Islam, bulan Ramadhan memiliki dua pertanda, yaitu: bulan puasa, dan bulan turunnya Al-Qur’an. Kedua ini dikenal dalam literasi keagamaan Islam yaitu syahrul shiyam (bulan puasa) dan syahrul qur’an.

Syahrul Qur’an berarti secara bahasa bermakna bulan (turunnya) Al-Qur’an. Syahrul Qur’an dipahami dengan makna Literasi Ramadhan. Maksudnya adalah bulan Ramadhan bulan berarti turunnya Al-Qur’an untuk memotivasi, mendidik, dan menangkap peluang bagi umat Islam, bagi orang-orang yang berpuasa Ramadhan lebih bergiat membaca Al-Qur’an (penggiat membaca Al-Qur’an).

Dengan demikian, secara lebih spesifik literasi Ramadhan mengajak kepada umat Islam untuk lebih bergiat membaca, memahami, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.

Apa itu Literasi Al-Quran?

Literasi al-Qur’an merupakan implementasi Wahyu Allah yang diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan, dan selama turun wahyu Allah hingga pasca turunnya, terus berlangsung peristiwa gerakan literasi Al-Qur’an hingga kini dan masa mendatang.

Literasi Ramadhan yang ditandai dengan turunnya wahyu Allah menjadi bacaan (literasi) Islam sehingga dinamakan Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an adalah teks suci yang mengandung petunjuk (hudan) bagi umat Islam bahkan bagi umat manusia (lihat QS Al-Baqarah: 2 dan 185).

Konteks gerakan literasi dengan kemampuan mempelajari al-Qur’an menggunakan suatu cara antara lain membaca, menulis dan memahami al- Qur’an.

Oleh sebab itu, literasi Ramadhan menggugah umat Islam untuk istiqamah membaca Al-Quran, yaitu kita membiasakan Al-Qur’an tiap waktu, tiap hari.

Paling tidak tiap minggu, ya kalau belum sempat paling tidak tiap bulan. Lebih baik tiap hari membaca Al-Qur’an meski hanya satu, dua, tiga ayat. Daripada membaca lebih 3 ayat dibaca setiap tiga hari sekali.

Sayangnya, hanya di bulan Ramadhan, orang lebih bergiat untuk melakukan gerakan literasi Al-Quran daripada di luar Ramadhan. Yang ideal, baca Al-Qur’an di dalam bulan Ramadhan lebih bergiat, dan di luar Ramadhan juga menjaga membaca Al-Qur’an secara rutin (istiqamah).

Maka harapannya, bulan Ramadhan sebagai momentum umat Islam yang lebih bergiat membaca Al-Qur’an supaya istiqamah membaca Al-Quran di luar Ramadhan, sebagaimana bergiatnya membaca Al-Quran selama di dalam bulan Ramadhan.

Bagi orang yang istiqamah menjaga literasi Al-Qur’an, ia tetap membaca Al-Qur’an di luar Ramadhan meski nilai pahalanya lebih kecil daripada membaca Al-Qur’an selama di dalam bulan Ramadhan.

Namun demikian, meski membaca Al-Qur’an di luar Ramadhan tidak sebesar pahala baca Al-Qur’an di dalam Ramadhan, tetapi ada nilai istiqamah (nilai pembiasaan menjaga baca Al-Qur’an) dapat mengungguli pahala puasa Ramadhan.

Artinya, marilah kita tetap jaga semangat literasi Al-Quran di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Orang yang istiqamah menjaga literasi Al-Quran baginya berlipat pahala, kebaikan, rahmat, barokah dari Allah SWT. Lihat QS. Al-Isra (17) ayat 82, artinya:

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Pesan ayat 82 ini ajakan gerakan literasi Al-Qur’an banyak menguntungkan umat Islam. Jika tidak atau malas berliterasi Al-Qur’an rugilah di antara mereka (penzolim Al-Qur’an).
Ingat pesan Al-Qur’an, ada tiga kelompok penggiat literasi Al-Qu’an (QS. Fathir/35: 32) yaitu:

  1. Zalimum linafsihi, yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri. Ia baca Al-Qur’an tetapi tak mengamalkan isinya. Yang ia baca bertentangan dengan perbuatanhya yang tak mencerminkan isi Al-Qur’an.
  2. Muqtashidun, kelompok pertengahan. Ia baca Al-Qur’an tapi pengamalannya ACDS, kanan oke, kiri yes. Ia tak punya prinsip, hipokrit, bersifat munafik. Karena orang munafik juga shalat dan zikir tapi karena ria, untuk menipu manusia, dan menipu Alloh (QS. an-Nisa/4: 142)
  3. Sabiqun bil khairat, kelompok ini yang istiqamah baca Al-Qur’an, dan istiqamah pula menjaga bacaan dan isi bacaan Al-Qur’an untuk meraih kebaikan. Perbuatan dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari mereka, dengan selalu mengharap izin Allah.

Apa yang diperbuat kebaikan mereka dari amalan bacaan dan isi Al-Qur’an selalu didahului mengharap izin Allah.

Dan inilah karunia yang amat besar dianugerahkan kepada penggiat-penggiat literasi Al-Quran yang istiqamah yaitu jadilah kelompok sabiqun bil khairat dalam gerakan literasi Al-Qur’an.
Semoga, Amin ya Allah.



Jalan Letnan Kolonel H Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131 | Email: dakwah@radenintan.ac.id

Eksplorasi konten lain dari FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca