Meraih BarokahNya di Waktu Sahur

Oleh: Dr. Abdul Syukur, M.Ag.

Waktu Sahur sebaiknya tidak hanya dimanfaatkan untuk makan dan minum. Pada waktu santap sahur, sebaiknya memperbanyak dzikir, mendekatkan diri kepada Allah, serta memohon ampunan (Maghfirah) dengan memperbanyak istighfar. Sebab, waktu sahur merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa dan meraih barokahNya.

Jika waktu sebelum makan sahur masih panjang, alangkah baiknya kita memanfaatkan waktu tersebut untuk shalat malam, memperbanyak istighfar, dan membaca Al-Qur’an. Hal itu dilakukan sambil menunggu hidangan sahur yang siap disantap. Apabila setelah makan sahur waktu masih longgar, alangkah baiknya jika dmanfaatkan untuk beri’tikaf di masjid, memperbanyak dzikir, dan beristighfar kepada Allah SWT. 

Kebiasaan buruk yang sering kita lakukan yakni, setelah makan sahur justru malah tidur kembali lalu bangun ketika waktu Subuh hamper usai. Padahal lebih baik waktu tersebut dimanfaatkan untuk selalu berdzikir. Tidur di waktu tersebut kurang baik bagi kesehatan, karena apa yang telah kita makan menuntut kerja keras fungsi pankreas dan fungsi lambung.

Apa rahasia bagi orang yang beristighfar di waktu sahur?

Allah SWT berfirman di dalam QS. Az-Zariyat ayat 18:


وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ

Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Az-Zariyat: 18).

Ayat di atas mengandung penjelasan, yaitu:


Pertama, waktu sahur terjadi pada waktu fajar yaitu sepertiga malam (di bulan Ramadhan 1443 H, mulai sekitar pukul 03.00 WIB hingga datang imsak sekitar pukul 04.30 WIB), dan pukul 04.30 an itu batas imsak, habisnya waktu sahur. Alangkah begitu singkatnya durasi waktu sahur itu. 

Kedua, keutamaan sahur adalah waktu yang baik (Mustajabah) untuk beristighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT. 

Ketiga, memanfaatkan waktu luang sahur untuk memperbanyak istighfar. Orang yang berdzikir membaca istighfar (mustaghfirin) tergolong orang yang mudah masuk ke dalam surganya Allah. Sebagaimana kelompok lainnya yaitu: orang sabar, jujur, taat ibadah, dermawan, dan mustaghfirin.

Hal ini tertulis di dalam QS. Ali ‘Imran ayat 17:

الصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَار


“(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.” (QS. Ali ‘Imran: 17).

Ayat 17 di atas memiliki beberapa penjelasan sebagai berikut:


Pertama, ada lima kelompok yang dimudahkan masuk ke surga Allah. Mereka adalah  orang yang sabar, jujur, taat beribadah, suka berderma, dan suka beristighfar (memohon ampun). Terutama jika dilakukan di waktu sahur yang merupakan waktu paling mustajab, dan waktu paling istimewa di setiap malam Ramadhan. 

Kedua, jika kita belum mampu menjadi orang yang sabar, maka jadilah orang yang benar atau jujur dan jika belum bisa menjadi orang yang jujur, maka jadilah orang yang tetap taat beribadah kepada Allah. Andai kata kita juga belum bisa taat sepenuhnya, maka jadilah orang yang suka berinfaq kepada sesama manusia. Jika belum bisa semuanya, maka jadilah orang suka beristighfar kepada Allah SWT.

Karena menjadi manusia yang baik, juga  membutuhkan proses dan tahapan sebaik mungkin yang sesuai dengan mental dan jiwa kita. Dan Allah merupakan Dzat yang selalu memberikan maaf pada setiap kesalahan, serta menghargai setiap proses-proses ibadah hamba-hamba-Nya. (wallahu’alam).Uni/Zul

Penulis adalah Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.
 
 

Leave a Reply

Jalan Letnan Kolonel H Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131 | Email: dakwah@radenintan.ac.id

Eksplorasi konten lain dari FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca